Wednesday, January 20, 2010

KALAU SAYA JADI BAWAHAN


Semua kita pernah jadi Bawahan, semua orang juga pernah jadi atasan.
Tetapi dua hal ini tidak pernah sama dan tidak pernah juga berbeda.
Karena ketika kita menjadi atasan orang lain, pada saat yang sama kita juga menjadi bawahan orang berbeda.
tetapi kita terlalu sulit memahami bagaimana rasanya atasan saat kita menjadi bawahan, atau sebaliknya bawahan ketika kita menjadi atasan.

Hubungan atasan bawahan memang unik dan jelimet.
Di posisi kita sebagai bawahan, sangat besar harapan kita menemukan atasan yang Baik. Atasan yang baik itu seperti apa, kadang juga kita bingun mendeskripsikan secara gamblang, karena kita seringkali melihat dari kacamata kita sebagai bawahan. ada beberapa pendapat bagaimana menjadi atasan yang baik.

A. Sekolah Ananda

Menurut Sekolah ananda ada lima kunci sukses menajdi atasan yang baik.
1. Jangan menganggap karyawan sebagai alat.
Sebagai manajer, anda memang berhak menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan. namun Jika       anda bersikap seolah-olah memperalat karyawan demi tujuan anda sendiri, maka anda kan kehilangan simpati dan motivasi karyawan untuk mau bekerja sama dengan anda. Libatkan karyawan pada tujuan bersama, Tunjikan bahwa anda bersama mereka.

2. Jangan mengkritik karyawan dihadapan orang lain.
Jangan mempermalukan karyawan dihadapan orang lain. Meski anda mengatakan sesuatu yang menurut anda benar. mengkritik didepan umum dapat melukai perasaannya. kritik Anda dapat meninggalkan bekas luka dalam yang mengubah motivasi menjadi sakit hati dan dendam yang berkepanjangan.

3. Jangan menghina/merendahkan karyawan.
Melontarkan kat-kata seperti "Bodoh" "goblok" atau kata-kata penuh hinaan lain adalah tindakan yang harus dihindari. jangan sepelehkan orang lain. Mereka takkan melakukan sesuatu yang anda inginkan dengan baik jika anda sendiri menganggap mereka tidak becus.

4. Jangan berlaku tidak adil.
Merupakan sesuatu yang wajar jika anda senang pada karyawan-karywan terbaik anda. Namun itu bukan alasan untuk berlaku tidak adil. Perlakuan diskriminatif mudah sekali menjatuhkan semangat seluruh karyawan. Terlebih lagi bila anda tidak sadar sedang "dijilat" oleh karyawan yang anda sukai.

5. Jangan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Anak buah membutuhkan sebuah keputusan yang tegas, segera, namun bijaksana dari atasannya. Jika anda tampak bimbang dengan keputusan anda sendiri, karyawana kan merasa lebih bimbang lagi.

Yulia Permata Sari salah satu penulis Media Indonesia.com pernah menulis ketertarikannya dengan ide Dr. A.J. Schuler, presiden Schuler Solutions, sebuah firma konsultan pengembangan kepemimpinan dan perubahan organisasional di Alexandria. Menurut Schuler ada lima ide tentang bagaimana menjadi bos yang baik:

1. Keramahan dan otoritas
Sangat penting bagi Anda untuk menemukan keseimbangan dalam menjalankan gaya manajemen yang tidak terlalu keras, tapi juga tidak terlalu lembek. Jika memimpin dengan gaya terlalu keras, karyawan bisa membenci Anda karena bersikap seperti diktator layaknya Miranda Priestly. Sebagai atasan, Anda perlu menjadi seseorang yang disukai dan bisa didekati, namun juga dihormati perintah dan tuntutannya.

2. Keunikan karyawan
Menjadi bos yang baik berarti Anda mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang tajam dan belajar bagaimana cara mengukur tabiat masing-masing karyawan. ''Anda harus menciptakan pemahaman individu mengenai bagaimana cara memotivasi setiap karyawan,'' saran Schuler. Bos yang baik mampu menemukan jawaban dari setiap pertanyaan ini dengan menjalin kontak yang cukup dekat dengan para karyawannya, melalui dialog terbuka.

3. Dapat diakses
Banyak atasan yang terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri sehingga mengabaikan karyawannya. Atasan yang baik, di sisi lain, menciptakan kesempatan untuk membuka percakapan dengan orang-orang di sekelilingnya. Sebagai seorang bos, pastikan Anda berbicara dengan para karyawan dan mendengarkan secara aktif.

4. Pendelegasian tugas
Kemungkinan besar Anda terpilih menjadi bos karena memiliki keterampilan dan potensi meraih kesuksesan dalam jangka panjang bagi perusahaan. Akan tetapi, kesuksesan tersebut tidak akan mampu tercapai jika Anda tidak mampu memercayai karyawan melakukan pekerjaan tanpa campur tangan Anda secara mendetail. Bos yang baik memahami dan menghargai nilai pendelegasian tugas. Latih karyawan Anda untuk mengambil alih detail, bantu mereka meraih sukses, dan biarkan mereka melakukan pekerjaannnya selagi Anda berupaya memajukan perusahaan.

5. Menemukan mentor
Seorang bos pun tetap memerlukan mentor. Setiap orang, mulai dari karyawan tingkat pemula sampai kepala perusahaan memerlukan seorang mentor sebagai tempat meminta saran

Sementara menurut pandangan saya sendiri melihat hubungan bawahan dan atasan hanya sikap saja. AKU ADA KARENA KAU ADA. Konsep ini memang sangat sederhana, karena beberapa waktu lalu jadi Judul Lagu Group Band Indonesia.

Tetapi kalau kita gali lebih dalam, konsep ini konsep hubungan Team. Semua Team kalau mampu bekerja dengan konsep ini maka akan tercipta keharmonisan. Bahkan hubungan asmara, suami istri, keluarga, masyarakat, apalagi hubungan kerja.
Semua Team menyemangati dirinya dengan AKU ADA KARENA KAU ADA.
AKU jadi bawahan karena KAU jadi atasan. AKU jadi atasan karena KAU jadi bawahan.
Ada ketergantungan, kesinambungan, link yang kuat sebagai suatu sistem. Dan kedua unsur bawahan dan atasan adalah unit kecil dari sistem tersebut. Dimana satu unit tidak berjalan baik, maka sistem pun tidak akan pernah berjalan baik. Atasan hebat karena bawahyan hebat. Bawahan pintar karena atasan pintar.
Dalam konsep kerja, AKU ADA KARENA KAU ADA adalah sinkronisasi antara emphaty dan knowledge.
Ketika bawahan merasakan bahwa atasannya sangat bergantung pada hasil kerjanya, maka dia akan memaksimalkan hasil kerja secepat dan sebagus mungkin. Sebaliknya ketika atasan merasakan bahwa dia tidak akan pernah mampu mengerjakan sendiri pekerjaan yang sedang dikerjakan,  maka seorang atasan akan memaksimalkan knowledge bawahannya untuk melakukan semua hal dalam teamnya.
Tetapi bagaimana mungkin bawahannya akan melaksanakan kerja maksimal kalau bawahannya masih memikirkan ongkos di akhir bulan nanti, tagihan listrik belum di bayar dan lain-lain sebagainya. Untuk itu seorang atasan harus mempersiapkan bawahannya untuk semua hal yang memampukan bawahannya hanya berpikir hal pekerjaan ketika duduk dibangku kerja masing-masing staf. Sama seperti anak kecil yang hanya berpikir untuk sekolah dan sekolah. Adalah kewajiban orangtua mempersiapkan semua hal untuk kepentingan sekolah si anak.
Emphaty, kata kuncinya hanya emphaty, apapun yang disebutkan dua pendapat diatas, kata kuncinya hanyalah emphaty. Emphaty dari seorang bawahan kepada atasannya. Emphaty seorang atasan kepada bawahannya.

Bagaimana caranya beremphaty?? Emphaty bisa muncul ketika komunikasi bisa berjalan dengan baik. Bagaimana berkomunikasi dengan baik? Komunikasi dipengaruhi dua hal penting.
a.   Kesamaan pengalaman
b.   Kesamaan pengetahuan.

Karena itu sebuah  team yang baik adalah yang melakukan komunikasi dengan baik. Sang bawahan memahami betul apa yang diinginkan atasannya, dan berjuang melaksanakannya dengan baik. Dan atasannya memahami betul apa yang menjadi kebutuhan bawahannya dan berjuang mendapatkannya.
Komunikasi dipengaruhi dua hal, yaitu kesamaan pengalaman dan pengetahuan. Artinya ada suatu proses shareing dan diskusi. Transfer ilmu dan pengalaman. Seorang atasan yang baik bukan seorang yang maha mengetahui dan seorang bawahan pun bukan selalu orang yang lebih goblog dari atasannya.

Pada saat seorang bawahan lemahlah, maka disebut seorang atasan kuat, dan sebaliknya pada saat seorang atasan lemahlah maka bawahan diswebut kuat. Kesadaran ini yang memang sangat sulit dipahami kedua pihak. Banyak atasan merasa dirinya paling hebat, sehingga simplifikasi pekerjaan terhambat karena bawahannya hanyalah manusia robot yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan flowchart sang atasan.

Ketika ada tranfer ilu dan pengalawam, kedua belah pihak memahami, bahwa sudut pandang masing-masing ada kalanya berbeda menafsirkan. Artinya, kalau atasan memandang 4=2+2, bawahannya mungkin memandang 4 = 5-1.

Demikian juga dalam pekerjaan, secara global job deskripsi yang dibagikan kepada karyawan, mungkin akan berbeda cara pengerjaannya dengan bawahan. tetapi ada suatu proses improvement.

Dalam hal ini sang atasan dituntut lebih bijaksana melihat bahwa bawahannya itu bukan merupakan ancaman bagi dirinya. tetapi keberhasilan dalam meningkatkan improvement team. Sehingga bukan dihalangi atau di jebak dengan berbagai permainan politik sempit. Ini sangat jamak kita temui di dunia pekerjaan. Hahahahahahahahaha.

"Kalau saya jadi bawahan" tidak bisa dipandang sebagai bawahan saja, tetapi sebagai unit kecil dari sebuah sistem, yang dipengaruhi oleh unit lain dalam suatu unit yang lebih besar yang kita sebut dengan sistem

to be cont............




1 comment:

  1. hu hu hu seperti yang aku curhatin tadi kan?

    ReplyDelete