Thursday, January 28, 2010

Tak Kenal Maka Tak Sayang….

Semua orang tahu akan pepatah itu, tak kenal maka tak sayang. Tetapi apakah semua orang mengerti betul akan artinya, belum tentu. Kenal, apakah semua orang tahu atau kenal dengan kata ‘kenal’? Kenal itu apa? Kenalkan, ini teman saya, perkenalkan ini teman saya, kenalkan saya…
Didalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3 tahun penerbitan 2001 pusat bahasa, kenal mempunyai empat arti yaitu: 1. tahu dan teringat kembali; 2. tahu punya rasa tahu; 3. pernah tahu (bersahabat); 4. mengerti. Jadi kalau kita ambil satu persatu arti dari kenal adalah seperti ini:
1. Tahu dan teringat kembali. Tak tahu maka tak sayang. Tak teringat kembali maka tak sayang.
2. Tahu punya rasa tahu. Tak punya rasa tahu maka tak sayang.
3. Pernah tahu (bersahabat). Tak pernah tahu maka tak sayang. Tak bersahabat maka tak sayang.
4. Mengerti. Tak mengerti maka tak sayang.
Dari ke-4 uraian tadi, mana yang kita benar-benar mengerti? Disini permasalahannya dan mari kita telaah. Yuk mari….
Presiden saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya Budiono. Siapa masyarakat kita yang tidak kenal. Tetapi apakah semua masyarakat yang kenal itu sayang dengan mereka? Komedian Tukul Arwana. Hampir semua orang Indonesia kenal, tetapi apakah saying? Nyamuk, semua orang kenal tetapi tidak sayang. Benar ada yang sayang nyamuk? Angkat jempol dan salut jika ada yang sayang nyamuk!
Jika kita dalam suatu masalah dengan seorang teman atau kenalan kita lalu kita mencari jalan keluar atau pemecahan masalah dengan teman lain agar bisa mendamaikan suasana maka sering keluar pepatah tak kenal maka tak saying. Benarkah demikian atau hanya karena biar selesai masalahnya dan masing-masing pihak dapat menerima? Jangankan dengan teman, dengan saudara kandung sendiri kita kadang-kadang ada masalah. Sudah pasti kita kenal dengan saudara kita tanpa perlu tata cara perkenalan dan saling memperkenalkan diri. Tidak perlu ada pihak luar yang mengenalkan kita kepada saudara kita karena biasanya kita dikenalkan secara alami atau saudara lain. Tetapi apakah saat terjadi konflik kita benar-benar kenal dengan saudara kita? Belum tentu. Bagaimana mau sayang kalau tidak kenal?
Ada teman saya yang berkenalan dengan seorang penulis terkenal saat penulis itu meluncurkan buku terbarunya di suatu toko buku besar. Teman saya sangat mengagumi penulis tersebut dan saat itu mungkin pepatah tak kenal maka tak saying berlaku untuk teman saya. Saat penulis itu membuat buku berikutnya dimana tulisannya sangat tidak disukai oleh teman saya karena sudah menyinggung suatu hal yang sangat dibencinya, maka teman saya bilang tidak kenal dengan penulis itu. Kalau sudah begini, jangankan sayang, dia sudah tidak mau kenal lagi dengan sang penulis.
Seorang teman saya lagi berkenalan dengan seseorang melalui situs jejaring sosial yang marak saat ini. Perkenalan itu berlanjut dengan saling memberitahu nomor telepon selular dan alamat rumah. Pesan singkat dengan hamburan kata-kata sayang pun setiap hari saling dituliskan. Misalnya, apa kabar sayang? Sayang sudah makan? Aku sayang kamu, Aku juga sayang kamu…. Benarkah sayang itu tulus?
Suatu saat pasangannya ternyata mengetahui bahwa ‘sayang’ nya itu sudah punya pacar, sudah punya anak, sudah kakek-kakek atau nenek-nenek. Timbullah kebencian karena merasa dibohongi. Terjadilah pertengkaran, mulai dari pesan singkat sampai telepon. Mulai dari cemberut sampai menangis. Saat itu, tidak ada lagi kata-kata sayang. Yang ada hanyalah caci maki dan terakhir, aku tidak mau lagi kenal dengan kamu! Ha!
Apakah saat ini pepatah tak kenal maka tak sayang masih berlaku? Apakah orang yang menggunakan pepatah tersebut benar-benar mengerti dan tahu akan artinya? Silahkan Anda menyimpulkan sendiri. Jangan kenal dengan saya, jangan merasa kenal dengan saya, karena saya tidak mau nantinya saya dibenci… hehehehe……..
(penulis: agheelz)

1 comment: